Aku,Kamu,Dia,Kita Bertiga


“rhea buka pintunya nak,kamu belum makan malam” ucap ibu sambil mengetuk pintu kamarku,aku pun menghiraukan panggilan itu,karna pikiran ku hanya terpaku pada Remi. Remi adalah sosok pria idaman ku,sosokpria yang baru saja memohon pergi untuk sendiri,sosok pria yang selalu membuat aku nyaman berada di dekatnya,”tapi itu dulu,itu dulu!!!!!!!!!!! ” jerit ku makin menguat dalam hati. tiba-tiba pehatianku teralihkan oleh bingkai foto yang terselip diantara bingkai foto lainnya akupun beranjak dari tempat tidur yang sudah berantakan,mengambil foto kenangan masalalu tentang aku pastinya tapi bukan dengan Remi.  “Ronald….” ucapku lirih,dan seketika kangen ku mengeruak,akupun menangis di pojokan kasur memeluk boneka donald duck,dan mengenggam bingkai itu,ingatanku kembali ke masa kecil ku,ke masa dimana aku bahagia,masa dimana aku menikmati dunia tanpa beban,masa dimana aku menemukan sahabat terhangat,Ronald adalah temanku semasa kecil,kami selalu bermain bersama,menangis bersama,berjalan jalan di taman komplek bersama,dan sekolah bersama pula.tapi namanya juga kehidupan,ga setiap orang selalu berada di samping kita,termasuk orang terdekat,nanti pun kita pasti akan mengucapkan “good bye” pada mereka,seperti itulah kejadian yang ku alami,ketika aku menginjak kelas 4 SD aku harus berpisah dengan teman teman dimana aku selalu bersama mereka,termasuk aku harus berpisah dengan Ronald. aku pindah keluar kota ikut ayahku bertugas.
seiring berjalannya waktu aku kehilangan kabar tentang teman temanku,juga tentang Ronald,aku kembli ke masa lalu,masa lalu yang indah.terutama masa bersama Ronald.Aku kangen Ronald.
“kamu ga sekolah sayang?” tanya ibu,ketika mendapati aku baru bangun tidur dengan mata sembab akibt menangis semalaman “aku mau ke jakarta ya bu,boleh?” mohon ku pada ibu “mau ngapain nak?apa bisa kamu sendirian kesana?ibu ga bisa nemenin kamu sayang”  “aduh ibu gapapa dong aku kan udah gede,ga harus ditemenin,aku mau ketemu ronald bu” “Rona?ibu juga kangen sekali sama dia,yasudah gapapa tapi kamu hati hati disana” “iya ibu makasih yaaaaaaaa” aku langsung memeluk ibu dan bergegas mandi
sesampainya dijakarta..
tok tok tok aku mulai mengetuk pintu rumah tiwi,perlahan langkah kaki itu mulai mendekat,dan semakin mendekat,kemudian pintu mulai terbuka dan terkejutlah orang yang berdiri disana melihat aku di depan rumahnya “rheee,rheee.. ah rheaaaaa gila lo ko bisa sampe sini sih?” sambut tiwi sambil memelukku,aku pun tertawa dan menangis “eh eh malah nangis ada apa sih eyaa?”  “gapapa wi gue cuma kangen banget sama loo,sama rumah lo,rumah gue juga sama ronald” huhu akupun tersendu saat itu. tapi entah mengapa tiwi seperti terkejut mendengar nama ronald “yaampun onal?gue juga kangen banget sama onalll emang lo belum tau ya kabar terbarunya?” “kabar terbaru apa maksudnya?” tiba tiba tiwi terdiam entah mengapa, aku makin penasaran, tapi tiwi malah mengalihkan perbincanagan “eh ya kata nyokap lo lagi galau?galau kenapa deh?macam abg aja lu galau” “ye emang gue masih abg kalee wooo,eh nyokap gue ngomong ke elu?” ” iya lah orang dia ngasih tau kalo lo mau kerumah gue”  “aduh ibuuu kok resenya kebangetan yah” “cie galau,giliran gundah aja ke jakarta wuuu gaseruu” “ih kan gue kesini mau bersenang senang sama kaliaaann tauuu” “hah?kalian?” “iya lu sama ronal” sedang asik berbincang tapi tiwi terdiam,aku yakin asti ada sesuatuu “eh onal gimana kabarnya wi?udah sembuh kan ya dia kan terapi ya waktu itu ” “hmmm iya ya udah kok baik baik aja dia sekarang” aku sedikit lega mendengar perkataan tiwi barusan. “yuk ah wi kerumah ronald,kangen gueee”"nanti aja ya,kita have fun dulu aja yuuk ah”
agaksedikit curiga dengan jawaban tiwi,aku pun mengintrogasinya “wi,jujur deh sebenernya ada apa sih sama ronald?” “ga ada apa apa kok ya kenapa sih?” “ya gatau kenapa gue gayakin aja dia baik baik” “gapapa kok ya,udah tenang aja yah”
ketika sunyi  mendapati kita berdua akhirnya tiwi angkat bicara “ya sebenernya ronald hmmmmmm” “iya wi kenapa ronald?” “ikut gue aja yuk ya”
rhea membawaku kerumah ronald.sesampainya disana,,,,,
“rheaaaa” ucap ronald yang berbaring diatas kasur dengan suara lirih bergetar aku tak kuasa melihat ia sekarang,aku pun menanngis memeluk ronal hanya bisa menangis,tapi ronald memberikan senyum hangatnya yang dulu selalu ia berikan padaku “kamu ko nangis ya?kan aku udah bilang jangan nangis jangan kaya anak kecil” mendengar perkataan tadi aku semakin menangis ronal membawaku mengingat maasa lalu,masa dimana ia masih sehat masa dimana ia masih berlari dan ia selalu berkata seperti itu pada ku.aku tak dapat membendung perasaanku,rasa kangen yang menggebu,rasa ingin tertawa bersamanya,rasa ingin memelukknya,rasa ingin memarahinya karna tidak pernah kasih kabar,tapi kurasa itu tak mungkin lagi kulakukan ketika melihat kondisinya yang berbaring lemas disana>
“ronal kenapa?ronal sakit?udah minum obat?” tanya ku yang seolah olah tidak tahu apa yang terjadi ,”ronal gapapa kok ya ronal baik baik aja,cuma kurang sehat aja.makasih ya udah dateng jenguk ronal” kembali ia membawaku pada masa lalu,ronal yang tegar selalu membuat aku tersenyum “manis ya” ucapnya setengah berbisik “gitu dong kan jadi cantik sahabat gue” lanjutnya lagi sambil mengacak ngacak rambutku “onal cepet sembuh dong biar kita bisa nonton bareng ” ucap tiwi di pojok tempat tidur ronald  , “iya wi ini juga udah sembuh kok” , “rhea aku mau kasih ini sama kamu” ronal mengambil suatu dari laci mejanya ,lalu ia mengeluarkan kotak berukuran kecil dan memberikan padaku “mungkin ga muat kali yah ya,tapi karna itu masih ada disini aku bisa sampai hari ini” ketika aku membukanya akupun terkejut,cincin ranting yang aku minta pada ronald waktu itu ternyata dia membuatnya,aku saja sudah lupa “ini nal?hehe ga cukup ya nal” aku terus mencoba memakainya,ronal menarik tangan ku mengambil cincin itu memasukannya pada jari kelingkingku “jari kelingkingmu ga besar kan yah” air mataku berjatuhan kembali ke masa lalu,aku yang menangis ketika ibu bilang bahwa kita akan pindah langsung lari ke rumah ronald,ronal hanya memelukku dan berkata “jangan nangis dong ,eya kan bukan anak kecil lagi,kita kan udah SD tau,kata ibu kalau sudah SD jangan nangis lagi” lalu aku berhenti menangis,”eya mau kenang kenangan apa dari ronald?” , “cincin ranting yang hilang nal,yang waktu ronal bikin ditaman” , “oke nanti ronal bikinin yang bagus yah”  , “tapi rhea pergi besok pagi nal” “tenang nanti sore ronal kettaman yah”
lalu ketika aku berangkat ronald tak juga datang .sampai akhirnya aku berangkat tanpa cincin ini. “waktu kamu berangkat aku lupa bangun pagi aku bikin cincin itu semaleman,maafin aku yah” , “yaampun ronald,gue aja udah lupa sama cincin ini” , “tapi ronald udah janji kan sama  rhea pasti masih ngeganjil disini” ronald menunjuk dadanya. “nah,sekarang  kalo kaya gini ronal udah tenang,udah ga ada yang ngeganjel lagi” , “rona,kamu kok ngomongnya gitu nak?” ibunya menangis mendekati ronald sambil merangkul aku. “ibu aku ngantuk,aku mau tidur yah”
malam itu aku menginap dirumah tiwi,kita yang cekikikan sambil loncat loncat meniru adegan menari kita semasa SD,aku kangen sekali masa itu
“wiii,buka pintunya sayang kita kerumah onal yah ganti baju” perkataan ibunya tiwi membuatku dan tiwi semakin ketawa “aduh ibu lebay deh kerumah onal aja pake ganti baju segala” ketika kita keluar kamar kita pun bingung melihat penampilan  ibunya tiwi “loh bu katanya mau kerumah ronald?” tanyaku “iya loh ko ga ganti baju?” “yaelah bu udah yu ahh” ucap tiwi sambil menarik tangan kita berdua
aku tak bisa lagi menahan tangis melihat ronald yang teerbujur kaku disana aku terjatuh dan menangis melihat sahabat tersayangku pergi begitu cepat meninggalkanku,setelah bertahun tahun kita dipisahkan jarak.
selamat jalan RONALD

Komentar

Postingan Populer