Aku Tanpa Dirimu *part 1*


“kenapa kamu kok baik banget sama aku sa?” membaca sms itu pun kanza langsung panik,ia tak sadar apa yang telah ia lakukan barusan adalah penjebakan untuk dirinya sendiri,apa yang harus ia buat?ga mungkin ia mengakui perasaannya pada seniornya sendiri ‘ya karna aku suka merawat orang sakit kak,aku suka ngobatin orang kan aku pengen jadi perawat makanya masuk IPA’ balasan itu yang kanzha ketik.
‘khanza,mau kah kamu menjadi teman hidupku,yang selalu mewarnai hariku dan mengisi kekosongan hatiku? ‘
hah? kanzha langsung panik tapi senang,ia bingung menggambarkan perasaannya  Rofi adalah senior di ekskul Theater yang Kanza geluti,meski Rofi telah lulus sekolah tapi Rofi masih sering datang ke sekolah untuk melihat perkembangan Theater di sekolah,Rofi termasuk salah satu kaka kelas yang paling banyak dikagumi setiap adik kelasnya,selain memiliki wajah yang tampan dia juga mempunyai kemampuan yang lebih,terbukti dari prestasinya yang masuk kelas AXEL yang didalamnya bukan anak sembarangan dan Kanzha termasuk dari salah satu adik kelas yang menaksirnya secara diam diam tapi Kanzha tidak pernah berharap lebih “jadi ade adean nya aja udah lebi dari cukup deh” tapi sekarang Rofi malah memintanya lebih dari sekedar “Abang Adek”
“hmm tapi gimana sama anak anak ka?” balas Kanzha dengan cepat.Rofi pun langsung membalas ”ya kita jangan bilang anak anak dulu untuk sementara ini ,ga enak juga kan ya?tapi untuk sementara kok janji deh beneran” entah ada apa Kanzha pun langsung jingkrak jingkrak sendiri dikamar.
Lepas dari malam itu Rofi selalu memintanya untuk disamping dia,Rofi selalu membuat ia nyaman setelah ayahnya,perkataan Rofi selalu sama dengan ayahnya dan hanya Rofi yang bisa meluluhkan segala ke egoisan Kanzha. “sayang kerumah aku aja yuk” ajak Rofi setelah mereka selesai nonton “yuk emang dirumah ada siapa yang?”  “ya ada ibu” mendengar itu pun Kanzha langsung mengiyakannya “Aman” pikirnya.
Sesampainya dirumah,Rofi langsung mengajaknya ke atas “loh Ibu mana yang?katanya dirumah?” Rofi menatapnya “Ibu kan jaga toko yang,udah yuk ke atas” ketika melihat dikamarnya ada seseorang Rofi langsung berlari “woooiiiii hahahaha ” menepuk pundak pria yang berada di depan laptop, dia lagsung melirik Kanzha menyurunya menghampiri “kenalin nih cewe gua,nah yang ini sepupu aku yaudah ke sebelah yu" Rofi mengajak Kanzha masuk ke kamar adiknya.
“yang ngapain sih duduk situ,sini tiduran disini” Rofi mengarahkan kepala Kanzha ke pundaknya, Kanzha pun menurut entah mengapa Rofi selalu mluluhkan seluruh pendirian gadis cantik itu mereka bercengkrama,tertawa terbahak bahak sampai akhirnya Rofi menyadari bahwa sepupunya telah keluar ia mengajak Kanza pindah kekamarnya,Kanza tetap merasa aman karna dari tadipun Rofi tidak mengancam. tapi beda lagi cerita ketika didalam kamarnya ,Rofi menciumnya,memelukknya dan itu hal pertama yang pernah Kanzha lakaukan.

Tapi Kanzha tidak merasa rugi,ataupun menyesal karna ia sangat mencintai Rofi,hampir setiap saat Rofi selalu menemaninya,mensuportnya dalam segala hal dan itu adalah alasan Kanzha mencintai Rofi,setiap hari perasaan itu semakin bertambah .ketika Rofi mengantarnya pulang kerumah malam malam,ia tidak tinggal begitu saja,tapi ia juga meminta maaf pada mamahnya Kanza,dan hal itu pula lah yang membuat Kanza semakin yakin ia tidak salah mencintai orang.

Tahunan berlalu,tiba di suatu hari Kanza menangis dipojokan kamar Rofi  “kamu tenang deh sayang aku janji,aku gak bakal kabur atau lari,aku pasti sama kamu terus kok”  ,  “bukan masalah itu Rof,ini masalah perut aku,kalau misalnya berbuah gimana?aku gamau jadi ibu diusia ku yang baru 20 tahun” Kanza terus menangis tapi Rofi mencoba menenangkannya ,bukan Rofi kalau tidak bisa meluluhkan Kanza,karena memang itu faktanya Kanza pun tenang setelah itu ia berusaha baik baik aja seolah olah tidak pernah terjadi kecelakaan apaapa,memang bukan kecelakaan secara fisik,tapi kecelakaan secara Harga Diri sebagai seorang wanita.
”enggalah yang,gabakal jadi kok,lagian kita kan udah gede,udah bersama sama udah tahunan,kaya gini wajar lah yang,kamu sayang aku kan?” , “ii…iya rof aku sayang kamuuu” , “tuh kan kamu udah buktiin dengan cara ini kalau kamu sayang aku,aku percaya sekarang,yaudah jangan nangis lagi yaa” ucap rofi sambil mengusap dan mengecup kening Kanzha
Hari hari pun dilalui Kanza dengan penuh was was,perutnya selalu iya jaga,takut takut ada nyawa didalamnya.’tuhan,kalau memang aku harus jadi ibu aku siap,tapi yang bikin aku ga siap itu ibu,aku ga sanggup melihat wajah ibu kalau benar didalam sini ada nyawa,tapi aku takkan membuang nyawa ini’ batin Kanza sambil mengusap usap perutnya.kanza pun menelfon rofi
*On The Phone*
“sayang kamu lagi dimana?” tanya Kanza “aku lagi dirumah yang bikin tugas banyak banget ini” , ‘mau aku temenin?kan aku bisa bikinin kamu teh atau makanan” , “gausah yang malah ribet,yaudah ya aku bikin tugas dulu dahh” #telpon di tutup.
‘Rofi kenapa?biasanya juga kalau ada tugas aku disuru kerumahnya’ batin Kanza kemudian
Lain lagi dengan Kanza yang lagi mikirin ada apa dengan Rofi,kini Rofi sedang mikir “bagaimana caranya tanggung jawab?bagaimana bila didalam rahim itu terdapat darah dagingnya?bagaimana kami bisa hidup?sedangkan lulus kuliah saja belum.bagaimana jika Kanza nekat menggugurkan janinnya?bagaimana hubungan gue dengan kanza kedepannya?” “kanza sayang aku bukannya gamau ketemu kamu,bukannya gamau dibuatin teh,bukannya gamau kamu disini,aku cuma ga tega liat muka kamu sayang,aku gabisa ngeliat dosa aku yang ada di dalam diri kamu,maafin aku ya sayang” rofi ngebatin lagi,sambil memegang foto dirinya bersama Kanzha.Rofi menyesal,sangat menyesal,tapi ia tidak tahu bagaimana caranya minta maaf,bagaimana tanggung jawab,ia masih belum dewasa dalam hal ini.ia mulai tidak menghubungi Kanzha,bukan ingin menjauh,tapi ia tidak tahu harus berkata apa lagi pada wanita berhati lembut itu.
Kanzha yang merasakan kejauhan Rofi pun mulai gelisah,ia tidak tahu bagaimana caranya bicara pada Rofi,ia juga mulai merasakan adanya tanda tanda kehidupan pada rahimnya.keadaan ini membuat Kanzha semakin gelisah,sampai di suatu malam ia tak tahan lagi,ia telfon Rofi
“sa ngapain sih telfon malem malem?aku masih ngerjain tugas tau ga” , “aku dari kemarin belum HAID yang,aku takut” , “jangan lebay deh ya,gabakal jadi kok,mungkin kamu kurang makan kali sa” , “ta ta tapiiii aku takut beneran yang,aa….a…ku mual mual” , “masuk angin kali,makanya kalo dibilangin nurut dibilang jangan suka nongkrong nongkrong,masih aja.yaudah tidur aja istirahat nanti juga sembuh” seperti biasa lagi lagi Kanzha menurut pada Rofi

Lain lagi dengan Kanzha yang mulai tenang,kini Rofi yang semakin stress,ia semakin bimbanng “bagaimana jika nyawa itu benar ada?bagaimana kalau janin itu tumbuh besar?apa aku harus menjadi pembunuh untuk hidup tenang?” pertanyaan itu berulang ulang muncul dikepalanya.



Komentar

Postingan Populer