Hey Ashley (9)
Ashley terduduk di balkon kamarnya dengan sebatang rokok di sela jemari lentiknya dan di temani lagu Bruno Mars "Talkin to The Moon" yang di putar berulang ulang , meramaikan suasana kamar hotelnya yang sepi tiba tiba telponnya berdering , ia mengangkatnya "halo" sapanya "Le , aku di depan pintu , bisa kamu keluar?" Ashley menarik napas "gue ga dikamar" jawabnya singkat dan langsung menutup telfon . Jim terus menelfonnya dan terus di abaikan. Tidak mau menyerah, Jim mengirim pesan singkat padanya
"Le,aku tau kamu di dalem,
buka sebentar aja,
aku mau kasih sesuatu"
Ashley tarik nafas membacanya , membiarkan lagu terus berputar di laptopnya , ia membuka pintu kamar hotelnya "ada perlu apa?" tanyanya kesal "kenapa harus menghindar sih Le?" tanya Jim balik. Alih alih menjawab , Ashley langsung menembak pertanyaan " mau kasih apa? gue mau keluar " tanyanya ketus, Jim hanya tersenyum sambil menyerahkan kotak es berukuran kecil yang langsung di sambut ramah ,Ashley ga pernah lupa sama kejutan kejutan dari Jim, 'hari ini , kejutan itu datang lagi' pikirnya. "Terimakasih" katanya datar. Trek! pintu ditutup , ia berdiri lemas di balik pintu kamarnya melesat di lantai terduduk menangis memeluki kotak es itu , ingin rasanya ia memeluk Jim lagi sambil mengucapkan terimakasih , tapi ia merasa tak mampu , ia selalu ingin terlihat tegar di depan Jim , ia ingin terlihat bisa tanpa Jim . sementara di luar , Jim juga melesat ke lantai melebur dalam penyesalannya tiga tahun lalu , melebur dalam angan , ingin merengkuh kembali t ubuh mungil itu ,namun ia yakin , ia tak akan pernah pantas menyandingi wanita berhati mulia itu , meski ia tahu dunia Ashley yang dulu dan sekarang berbeda , meski baru ketemu beberapa hari terakhir ini . selama ia mengenal Ashley , 5tahun , baru semalam ia melihatnya mabuk. ia lalu menyenderkan palanya pada pintu kamar Ashley , ia tahu Ashley masih di balik sana , ia dapat merasakan isak tangisnya. "Le , kamu tau kan aku ga pernah bisa liat cewe nangis , kamu tau kan aku gabisa denger suara tangisan , dari siapapun itu . jadi mending kamu pukulin aku aja , sampe aku bonyok , sampe kamu puas . biar rasa sakit kamu berkurang . aku tau , rasa sakit itu ga akan berkurang , tapi seenggaknya kamu udah melampiasknanya , ke aku , bukan ke kamu dan nyakitin kamu kaya gini" ucapnya pelan dan lirih , tapi Ashley bisa mendengar suara itu , bisa mendengar juga detak jantung Jim yang bergerak kencang sehingga bersuara. Jim lalu menjambak jambak rambutnya sendiri, memukuli lantai hotel lalu memeluki kakinya yang di lipat menyatu ke dada . tanpa ia sadari Ashley berada di sampingnya , duduk di sebelahnya dengan wajah tegap namun kuyup. "Le.." panggi Jim yang kaget melihat Ashley berada di sebelahnya Ashley tidak menjawab , ia tetap lurus vas bunga di seberang kamar hotelnya "masuk ,kita ngomong di dalam" ucapnya lemas sambil bangkit.
Jim mengikuti langkah kecilnya masuk ke dalam. Jim terduduk di sofa layaknya orang yang akan di hakimi dengan pala merunduk "kamu tau kenapa aku gapernah mau pukul kamu dari 3 tahun lalu?" Ashley buka mulut membuat Jim merasa di cekam "karna kamu ga suka kekerasan" jawab jim masih merunduk sesekali menatap Ashley yang seolah olah akan memakannya pada detik berikut, "siapapun pasti punya khilaf , entah untuk memukul atau untuk apapun , aku mungkin bisa aja khilaf untuk memukul kamu sekarang , meski aku gasuka kekerasan . aku bahkan bisa bunuh kamu kan Jim?" Ashley mulai membuat Jim semakin merasa bersalah "kenapa ga kamu lakuin Le? aku siap kamu bunuh detik ini juga" jawab Jim meyakinkan diri dengan mengulang kata 'aku siap' "aku cuma gamau ngotorin tangan aku aja Jim" jawab Ashley yang berbeda dengan isi hatinya. Jim semakin tecekat mendengarnya "kamu gatau kan di tinggal 4 orang yang kita sayangi dalam waktu hampir berberengan?" jawab Ashley meringis ia terduduk di pinggir tempat tidurnya . Jim melangkah berlutut di depan Ashley yang langsung menatapnya tepat di manik mata "aku turut berduka cita atas meningglnya ayah dan ibu" ucap Jim mengecup tangan lembut barbie mungil itu "kamu tau dari mana?" tanya Ashley yang merasa ga pernah ngasih kabar apapun ke Jim "aku tau waktu seminggu lepas kejadian kita di perpisahan sekolah , aku kerumah kamu , aku mau minta maaf sama kamu , aku mau jelasin semuanya , tapi rumah kamu di tempatin tante kamu , dia bilang kamu ga tinggal disitu lagi dan dia bilang , ibu sama ayah kamu udah meninggal makanya kamu milih keluar dari rumah itu" jawab Jim seraya mengambil kursi ke depan tempat tidur , lalu mereka duduk berhadapan . Ashley terkejut mendengar penjelasan Jim . kenyataannya tidak seperti apa yang diucapkan oleh tantenya , ia pergi karna di usir , ia pergi karna harta ayahnya diambil alih sama keluarga ayahnya . tapi ini bukan masalahnya , masalahnya adalah kenapa Jim baru akan menemuinya setelah masalah itu berlarut seminggu?
"kenapa lewat dari seminggu ? kamu tau aku ga pernah suka buat nunda nunda nyelesain masalah?"
Jim terdiam. "aku bukannya mau nunda , aku cuma belum siap dengan semua keadaan Le , Sam tetep mau sama aku , tapi aku gabisa , di satu sisi juga ada Carrol yang butuh penjelasan"
"lalu ? menurut kamu aku ga butuh penjelasan ? ? dari sekian banyak cewek di sekolah kenapa sam? kenapa harus Sam JIM?? sudah lah Jim , aku udah ga mau ingat ingat lagi .aku mau sendiri. Thanks rainbow ice cream nya" ucapnya datar dan berjalan menuju pintu yang membuat Jim terhipnotis mengikutinya dari belakang lalu keluar.
"Le,aku tau kamu di dalem,
buka sebentar aja,
aku mau kasih sesuatu"
Ashley tarik nafas membacanya , membiarkan lagu terus berputar di laptopnya , ia membuka pintu kamar hotelnya "ada perlu apa?" tanyanya kesal "kenapa harus menghindar sih Le?" tanya Jim balik. Alih alih menjawab , Ashley langsung menembak pertanyaan " mau kasih apa? gue mau keluar " tanyanya ketus, Jim hanya tersenyum sambil menyerahkan kotak es berukuran kecil yang langsung di sambut ramah ,Ashley ga pernah lupa sama kejutan kejutan dari Jim, 'hari ini , kejutan itu datang lagi' pikirnya. "Terimakasih" katanya datar. Trek! pintu ditutup , ia berdiri lemas di balik pintu kamarnya melesat di lantai terduduk menangis memeluki kotak es itu , ingin rasanya ia memeluk Jim lagi sambil mengucapkan terimakasih , tapi ia merasa tak mampu , ia selalu ingin terlihat tegar di depan Jim , ia ingin terlihat bisa tanpa Jim . sementara di luar , Jim juga melesat ke lantai melebur dalam penyesalannya tiga tahun lalu , melebur dalam angan , ingin merengkuh kembali t ubuh mungil itu ,namun ia yakin , ia tak akan pernah pantas menyandingi wanita berhati mulia itu , meski ia tahu dunia Ashley yang dulu dan sekarang berbeda , meski baru ketemu beberapa hari terakhir ini . selama ia mengenal Ashley , 5tahun , baru semalam ia melihatnya mabuk. ia lalu menyenderkan palanya pada pintu kamar Ashley , ia tahu Ashley masih di balik sana , ia dapat merasakan isak tangisnya. "Le , kamu tau kan aku ga pernah bisa liat cewe nangis , kamu tau kan aku gabisa denger suara tangisan , dari siapapun itu . jadi mending kamu pukulin aku aja , sampe aku bonyok , sampe kamu puas . biar rasa sakit kamu berkurang . aku tau , rasa sakit itu ga akan berkurang , tapi seenggaknya kamu udah melampiasknanya , ke aku , bukan ke kamu dan nyakitin kamu kaya gini" ucapnya pelan dan lirih , tapi Ashley bisa mendengar suara itu , bisa mendengar juga detak jantung Jim yang bergerak kencang sehingga bersuara. Jim lalu menjambak jambak rambutnya sendiri, memukuli lantai hotel lalu memeluki kakinya yang di lipat menyatu ke dada . tanpa ia sadari Ashley berada di sampingnya , duduk di sebelahnya dengan wajah tegap namun kuyup. "Le.." panggi Jim yang kaget melihat Ashley berada di sebelahnya Ashley tidak menjawab , ia tetap lurus vas bunga di seberang kamar hotelnya "masuk ,kita ngomong di dalam" ucapnya lemas sambil bangkit.
Jim mengikuti langkah kecilnya masuk ke dalam. Jim terduduk di sofa layaknya orang yang akan di hakimi dengan pala merunduk "kamu tau kenapa aku gapernah mau pukul kamu dari 3 tahun lalu?" Ashley buka mulut membuat Jim merasa di cekam "karna kamu ga suka kekerasan" jawab jim masih merunduk sesekali menatap Ashley yang seolah olah akan memakannya pada detik berikut, "siapapun pasti punya khilaf , entah untuk memukul atau untuk apapun , aku mungkin bisa aja khilaf untuk memukul kamu sekarang , meski aku gasuka kekerasan . aku bahkan bisa bunuh kamu kan Jim?" Ashley mulai membuat Jim semakin merasa bersalah "kenapa ga kamu lakuin Le? aku siap kamu bunuh detik ini juga" jawab Jim meyakinkan diri dengan mengulang kata 'aku siap' "aku cuma gamau ngotorin tangan aku aja Jim" jawab Ashley yang berbeda dengan isi hatinya. Jim semakin tecekat mendengarnya "kamu gatau kan di tinggal 4 orang yang kita sayangi dalam waktu hampir berberengan?" jawab Ashley meringis ia terduduk di pinggir tempat tidurnya . Jim melangkah berlutut di depan Ashley yang langsung menatapnya tepat di manik mata "aku turut berduka cita atas meningglnya ayah dan ibu" ucap Jim mengecup tangan lembut barbie mungil itu "kamu tau dari mana?" tanya Ashley yang merasa ga pernah ngasih kabar apapun ke Jim "aku tau waktu seminggu lepas kejadian kita di perpisahan sekolah , aku kerumah kamu , aku mau minta maaf sama kamu , aku mau jelasin semuanya , tapi rumah kamu di tempatin tante kamu , dia bilang kamu ga tinggal disitu lagi dan dia bilang , ibu sama ayah kamu udah meninggal makanya kamu milih keluar dari rumah itu" jawab Jim seraya mengambil kursi ke depan tempat tidur , lalu mereka duduk berhadapan . Ashley terkejut mendengar penjelasan Jim . kenyataannya tidak seperti apa yang diucapkan oleh tantenya , ia pergi karna di usir , ia pergi karna harta ayahnya diambil alih sama keluarga ayahnya . tapi ini bukan masalahnya , masalahnya adalah kenapa Jim baru akan menemuinya setelah masalah itu berlarut seminggu?
"kenapa lewat dari seminggu ? kamu tau aku ga pernah suka buat nunda nunda nyelesain masalah?"
Jim terdiam. "aku bukannya mau nunda , aku cuma belum siap dengan semua keadaan Le , Sam tetep mau sama aku , tapi aku gabisa , di satu sisi juga ada Carrol yang butuh penjelasan"
"lalu ? menurut kamu aku ga butuh penjelasan ? ? dari sekian banyak cewek di sekolah kenapa sam? kenapa harus Sam JIM?? sudah lah Jim , aku udah ga mau ingat ingat lagi .aku mau sendiri. Thanks rainbow ice cream nya" ucapnya datar dan berjalan menuju pintu yang membuat Jim terhipnotis mengikutinya dari belakang lalu keluar.
Komentar
Posting Komentar